Kamis, 17 Januari 2013

PERUBAHAN BENTUK RUMAH


Indonesia memiliki keanekaragaman budaya baik berupa fisik maupun non fisik. Budaya yang berupa fisik dapat dirasakan oleh panca indra kita, dapat dilihat, dirasakan secara langsung. Salah satunya adalah arsitektur tradisional yang berupa bentuk rumah tradisional. Rumah Gadang merupakan rumah tradisonal  yang berasal dari Sumatera Barat, Rumah Gadang menjadi ciri khusus baik dilihat dari material dan bentuknya sebagai identitas local yang khas daerah Sumatera Barat khususnya di daerah Kelurahan Koto Tangah.
Seiring perjalanan waktu dan pengaruh dari luar lingkungan memberikan pengaruh pada bentuk rumah yang ada di Kelurahan Koto Tangah. Perubahan dari luar ini salah satunya di sebabkan oleh pengembangan wilayah perumahan di Kelurahan Koto Tangah hal ini ada indikasi bahwa terjadi perubahan bentuk rumah tradisional menuju arah bentuk rumah masa kini. Ada proses perubahan bentuk asal (rumah) dengan jalan rumah tersebut berubah sampai pada tingkatan tertentu akibat adanya reaksi dari keberagaman dinamika luar (alam lingkungan) serta dalamnya (manusia). Perubahan rumah tradisional merupakan perubahan bentuk dari rumah asal yang diwarisi oleh tradisi generasi sebelumnya menjadi bentuk “baru” akibat adanya dinamika luar (alam lingkungan) serta di dalamnya (manusia). Rumah dalam arti sebagai ‘house’ akan menitikberatkan pada fungsi rumah secara fisik, melindungi terhadap gangguan alam. Sedangkan rumah dalam arti ‘home’ akan menitikberatkan pada kepentingan kejiwaan, sosial dan budaya (Yudohusodo, 1991).
Hakekat rumah yang pertama dalam eksistensi manusia menurut Poespowardojo (1982) adalah dunia dimana dia harus mengembangkan diri dengan merealisasikan kemampuannnya dan memenuhi kebutuhannya. Hakekat yang kedua adalah menyesuaikan dengan budaya. Penyesuaian dengan budaya akan tergambarkan dalam perubahan sarana hidup, tata hidup dan nilai hidupnya.
Dalam hal kebutuhan manusia, Maslow (dalam Globe, 1987) mengemukakan tentang kebutuhan dasar dalam suatu klasifikasi kebutuhan manusia sebagai berikut: (1) Kebutuhan fisiologis, (2) Kebutuhan keamanan, (3) Kebutuhan sosial, kebutuhan akan rasa memiliki, dimiliki dan akan kasih sayang, (4) Kebutuhan akan penghargaan, (5) Kebutuhan akan aktualisasi diri, realisasi diri. Dalam hal ini dikatakan setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya. Kebutuhan dasar tersebut tidak selalu dapat dirasakan berurutan, tetapi pada kenyataannya banyak dirasakan datang secara acak (lateral).

Selain lima kebutuhan dasar tersebut, Maslow (dalam Globe, 1987) menyebutkan tentang dua kebutuhan manusia yang tak kalah pentingnya yaitu : Kebutuhan akan estetika dan kebutuhan akan pertumbuhan. Merujuk dari tingkatan kebutuhan dari Maslow maka kebutuhan dasar manusia menyangkut kebutuhan biologis dan fisiologis. Kebutuhan biologis dan kebutuhan fisiologis akan berubah dengan terjadinya perubahan jumlah penghuni, perubahan umur dan komposisi jenis kelamin dari penghuni. Realisasi kemampuan diri disini tentunya adalah realisasi dalam kaitan pemenuhan kebutuhan.
Kemampuan seseorang dalam memenuhi tuntutan kebutuhan tentunya akan menggambarkan kemampuan sumber daya ekonomi. Sumber daya ekonomi akan dapat tergambarkan dari penghasilan keluarga. Perubahan penghasilan keluarga mestinya akan tergambarkan dalam perubahan kemampuan merealisasi dan memenuhi kebutuhan.

Dalam kaitan rumah dipandang sebagai proses, rumah akan berkembang sejalan dengan perkembangan psikologis penghuni, perkembangan sosial penghuni, dan perkembangan ekonomi keluarga (Silas, 1983). Dalam hal rumah sebagai proses, rumah akan berkembang sesuai dengan pemenuhan kebutuhan pertumbuhan dan penghuninya. Aspek psikologis digambarkan oleh Bell, dkk (1978), Gifford (1987) dan Sarwono (1992) meliputi faktor personal, situasi sosial dan situasi budaya dari manusianya. Aspek sosial menurut Sumardjan (1991) akan berubah dengan bersumber pada faktor biologi, faktor teknologi, dan faktor ideologi. Perubahan faktor teknologi akan dapat menggambarkan perubahan kebiasaan, perubahan cara berfikir dan perubahan dalam bertindak.

1 komentar: