kiLLing ME insiDE
Rabu, 09 Agustus 2017
Senin, 18 Februari 2013
Komitmen dan Berkomitmen
"Ada perbedaan antara minat dan komitmen. Saat tertarik melakukan sesuatu, mengerjakannya hanya jika situasi mengizinkan. Tetapi saat berkomitmen melakukan sesuatu, tidak menerima alasan, hanya hasil" -
Anonim
Jika usaha belum membuahkan hasil, bisnis belum menghasilkan keuntungan yang Anda harapkan, atau hubungan dengan pasangan yang tengah goyah, ingatlah kembali pada komitmen awal pada saat menetapkan tujuan.
Berpegang teguhlah pada komitmen tersebut. Sebuah tujuan yang gagal, proyek yang tidak selesai, hubungan yang putus, diakibatkan patahnya sebuah komitmen.
Sesederhana itu, sedalam itu, dan sepenting itulah sebuah komitmen. Sukses adalah hasil menciptakan dan
menjaga komitmen diri sendiri dan orang lain. Sebuah tujuan tidaklah relevan, mimpi tak ada gunanya dan harapan tidaklah lebih dari sebuah gelembung mimpi, sampai berkomitmen penuh untuk mewujudkannya.
Komitmenlah yang menginspirasi mengeluarkan kemampuan berbaik.
Komitmen memperlihatkan kepada dunia keseriusan dalam bertindak. Komitmen juga melindungi serta
menguatkan kredibilitas dan reputasi. Komitmen memberikan energi, momentum yang tak pernah berhenti, dan rasa bangga yang tak ternilai. Komitmen juga memberikan kekuatan. Tidak peduli apa pun yang kita
Komitmen memperlihatkan kepada dunia keseriusan dalam bertindak. Komitmen juga melindungi serta
menguatkan kredibilitas dan reputasi. Komitmen memberikan energi, momentum yang tak pernah berhenti, dan rasa bangga yang tak ternilai. Komitmen juga memberikan kekuatan. Tidak peduli apa pun yang kita
Jumat, 08 Februari 2013
KEKUATAN PILIHAN
Kehidupan adalah soal pilihan, dan setiap pilihan yang di buat akan berpengaruh besar terhadap diri sendiri.
Pekerjaan apa yang AKU di pilih? Dengan siapa AKU menikah? Di mana AKU tinggal? Apa yang akan AKU lakukan hari ini? Tetapi satu pilihan yang paling penting adalah akan menjadi siapa AKU ?
Pilih kata-kata yang di ucapkan. Kata-kata dapat mempengaruhi pikiran dan bisa berdampak pada orang
lain. Semakin positif kata-kata yang di ucapkan, semakin positif kenyataan hasilnya. Pilihlah apa yang hendak dipikirkan. Pikiran kita menciptakan kesempatan yang kita bahkan tidak tahu akan pernah ada.
lain. Semakin positif kata-kata yang di ucapkan, semakin positif kenyataan hasilnya. Pilihlah apa yang hendak dipikirkan. Pikiran kita menciptakan kesempatan yang kita bahkan tidak tahu akan pernah ada.
Pilih respon dan reaksi terhadap segala sesuatu yang terjadi pada. Perjalanan hidup tidak selalu mulus. Sandungan, kepahitan dan sakit hati pernah AKU alami. Tapi AKU punya pilihan bagaimana merespon peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup ini.
AKU mungkin tidak bisa mengendalikan hal-hal yang terjadi pada diriku, tetapi AKU dapat memilih dan mengendalikan pikiran yang akhirnya membentuk sikap ;)
Kamis, 24 Januari 2013
PERTANYAAN TENTANG SOULMATE
Kamis, 24 Januari 2013
Kalau yang namanya belahan jiwa itu sungguh ada, ada orang
yang membuatmu merasa lengkap, bahagia dan terpenuhi dalam hidup itu sungguh
nyata....
Pertanyaannya adalah..........
Dimanakah soulmate itu berada?
Terselip di antara gedung-gedungj jangkung kota?
Terpencil ditengah lautan?
Sedang berkelana dalam rimbanya hutan?
Mengejar angin, memanah awan, membanting petir?
Atau tersembunyi dibalik rumitnya mesin angka dan teknologi?
Apakah dia seorang yang jauh?
Pangeran impian dari negeri antah berantah?
Atau seorang yang sangat dekat, yang jaraknya hanya terpisah
satu helaan nafas dan satu kedipan mata?
Atau sesungguhnya soulmate itu tak pernah ada?
Hanya kisah penghibur lara yang sudah adasejak zaman dulu
kala?
Isapan jempol bagi jiwa-jiwa sederhana yang masih percaya
pada asa?
??????????????????????
Kamis, 17 Januari 2013
PERUBAHAN BENTUK RUMAH
Indonesia
memiliki keanekaragaman budaya baik berupa fisik maupun non fisik. Budaya yang
berupa fisik dapat dirasakan oleh panca indra kita, dapat dilihat, dirasakan
secara langsung. Salah satunya adalah arsitektur tradisional yang berupa bentuk
rumah tradisional. Rumah Gadang merupakan rumah tradisonal yang berasal dari Sumatera Barat, Rumah Gadang
menjadi ciri khusus baik dilihat dari material dan bentuknya sebagai identitas
local yang khas daerah Sumatera Barat khususnya di daerah Kelurahan Koto
Tangah.
Seiring
perjalanan waktu dan pengaruh dari luar lingkungan memberikan pengaruh pada
bentuk rumah yang ada di Kelurahan Koto Tangah. Perubahan dari luar ini salah
satunya di sebabkan oleh pengembangan wilayah perumahan di Kelurahan Koto
Tangah hal ini ada indikasi bahwa terjadi perubahan bentuk rumah tradisional
menuju arah bentuk rumah masa kini. Ada proses perubahan bentuk asal (rumah)
dengan jalan rumah tersebut berubah sampai pada tingkatan tertentu akibat
adanya reaksi dari keberagaman dinamika luar (alam lingkungan) serta dalamnya
(manusia). Perubahan rumah tradisional merupakan perubahan bentuk dari rumah
asal yang diwarisi oleh tradisi generasi sebelumnya menjadi bentuk “baru”
akibat adanya dinamika luar (alam lingkungan) serta di dalamnya (manusia).
Rumah dalam arti sebagai ‘house’ akan menitikberatkan pada fungsi rumah secara
fisik, melindungi terhadap gangguan alam. Sedangkan rumah dalam arti ‘home’
akan menitikberatkan pada kepentingan kejiwaan, sosial dan budaya (Yudohusodo,
1991).
Hakekat
rumah yang pertama dalam eksistensi manusia menurut Poespowardojo (1982) adalah
dunia dimana dia harus mengembangkan diri dengan merealisasikan kemampuannnya
dan memenuhi kebutuhannya. Hakekat yang kedua adalah menyesuaikan dengan
budaya. Penyesuaian dengan budaya akan tergambarkan dalam perubahan sarana
hidup, tata hidup dan nilai hidupnya.
Dalam
hal kebutuhan manusia, Maslow (dalam Globe, 1987) mengemukakan tentang
kebutuhan dasar dalam suatu klasifikasi kebutuhan manusia sebagai berikut: (1) Kebutuhan
fisiologis, (2) Kebutuhan keamanan, (3) Kebutuhan sosial, kebutuhan akan rasa
memiliki, dimiliki dan akan kasih sayang, (4) Kebutuhan akan penghargaan, (5)
Kebutuhan akan aktualisasi diri, realisasi diri. Dalam hal ini dikatakan setiap
orang harus berkembang sepenuh kemampuannya. Kebutuhan dasar tersebut tidak selalu
dapat dirasakan berurutan, tetapi pada kenyataannya banyak dirasakan datang
secara acak (lateral).
Selain
lima kebutuhan dasar tersebut, Maslow (dalam Globe, 1987) menyebutkan tentang
dua kebutuhan manusia yang tak kalah pentingnya yaitu : Kebutuhan akan estetika
dan kebutuhan akan pertumbuhan. Merujuk dari tingkatan kebutuhan dari Maslow
maka kebutuhan dasar manusia menyangkut kebutuhan biologis dan fisiologis.
Kebutuhan biologis dan kebutuhan fisiologis akan berubah dengan terjadinya
perubahan jumlah penghuni, perubahan umur dan komposisi jenis kelamin dari
penghuni. Realisasi kemampuan diri disini tentunya adalah realisasi dalam
kaitan pemenuhan kebutuhan.
Kemampuan
seseorang dalam memenuhi tuntutan kebutuhan tentunya akan menggambarkan kemampuan
sumber daya ekonomi. Sumber daya ekonomi akan dapat tergambarkan dari
penghasilan keluarga. Perubahan penghasilan keluarga mestinya akan tergambarkan
dalam perubahan kemampuan merealisasi dan memenuhi kebutuhan.
Dalam
kaitan rumah dipandang sebagai proses, rumah akan berkembang sejalan dengan
perkembangan psikologis penghuni, perkembangan sosial penghuni, dan
perkembangan ekonomi keluarga (Silas, 1983). Dalam hal rumah sebagai proses, rumah
akan berkembang sesuai dengan pemenuhan kebutuhan pertumbuhan dan penghuninya. Aspek
psikologis digambarkan oleh Bell, dkk (1978), Gifford (1987) dan Sarwono (1992)
meliputi faktor personal, situasi sosial dan situasi budaya dari manusianya.
Aspek sosial menurut Sumardjan (1991) akan berubah dengan bersumber pada faktor
biologi, faktor teknologi, dan faktor ideologi. Perubahan faktor teknologi akan
dapat menggambarkan perubahan kebiasaan, perubahan cara berfikir dan perubahan
dalam bertindak.
POLA KONSUMSI
Konsumsi merupakan kegiatan menghabiskan nila guna barang atau jasa.
Barang konsumsi menurut kebutuhannya yaitu kebutuhan primer, kebutuhan sekunder
dan kebutuhan tersier. Tujuan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan manusia dan
memperoleh kepuasan dari pemenuhan tersebut. Setiap orang atau keluarga
mempunyai skala kebutuhan yang dipengaruhi oleh pendapatan. Oleh karena itu
besarnya konsumsi seseorang akan dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut:
a.
Kemampua
masyarakat dalam menyediakan barang-barang konsumsi.
Ketersediaan
barang juga mempengaruhi konsumsi. Kalaupun pendapatan tinggi, tetapi barangnya
tidak tersedia, kita tidak dapat mengkonsumsi barang tersebut.
b.
Besarnya
penghasilan, khususnya yang tersedia untuk dibelanjakan.
Biasanya
semakin tinggi penghasilan, semakin banyak jumlah dan jenis barang dan jasa
yang dapat dibeli. Sebaliknya semakin rendah penghasilan, maka semakin terbatas
jumlah dan jenis barang serta jasa yang dapat dibeli makin terbatas.
c.
Tingkat harga
barang-barang.
Semakin tinggi
harga barang dan jasa, semakin sedikit jumlah dan jenis barang serta jasa yang
dapat dibeli. Sebaliknya, semakin rendah harga barang dan jasa, semakin banyak
barang dan jasa yang dapat dibeli dengan sejumlah uang yang sama.
d.
Jumlah
tanggungan keluarga.
Semakin banyak
jumlah tanggungan keluarga maka semakin banyak pula jumlah dan jenis konsumsi
keluarga yang bersangkutan.
e.
Tingkat
pendidikan.
Semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang semakin beragam kebutuhan orang tersebut
f.
Tempat
Tinggal.
Lingkungan
tempat tinggal juga mempengaruhi konsumsi seseorang. Contohnya saja orang yang
tinggal di daerah pedesaan tentu berbeda kebutuhannya dengan orang yang tinggal
di daerah perkotaan. Biasanya, kebutuhan orang yang tinggal di perkotaan lebih
banyak daripada kebutuhan orang yang tinggal di pedesaan.
Di samping faktor tersebut, besarnya konsumsi seseorang juga dipengaruhi
oleh selera dan intensitas kebutuhannya terhadap barang yang bersangkutan serta
adanya barang subsitusi. Semakin tinggi selera dan intensitas kebutuhannya akan
cendrung semakin besar jumlah konsumsinya. Sedangkan semakin banyak jumlah dan
jenisnya barang subsitusi akan menyebabkan semakin berkurangnya jumlah konsumsi
masyarakat (tingkat konsumsi masyarakat) mencerminkan tingkat kemakmuran
masyarakat tersebut, artinya makin tinggi tingkat konsumsi masyarakat, berarti
makin tinggi pula tingkat kemakmurannya.
Pola konsumsi merupakan salah satu faktor intern yang mempengaruhi
tingkat konsumsi. Pola konsumsi merupakan suatu bentuk kegiatan dalam kehidupan
manusia di dunia yang dinyatakan dalam aktivitas, minat dan pendapat/opini
seseorang. Secara sederhana gaya hidup digunakan untuk menggambarkan seseorang,
sekelompok orang yang saling berinteraksi.
Kondisi pendapatan seseorang akan
mempengaruhi tingkat konsumsinya. Makin tinggi pendapatan, makin banyak jumlah
barang yang di konsumsi. Sebaliknya, makin sedikit pendapatan, makin berkurang
jumlah barang yang dikonsumsi. Dimana konsumsi masyarakat berubah dari waktu ke
waktu tergantung kepada selera, pendapatan dan lingkungan.
MATA PENCAHARIAN
Menurut kamus bahasa Indonesia mata pencaharian adalah pekerjaan atau
pencaharian utama (yang dikerjakan untuk kebutuhan sehari-hari). Mata
pencaharian merupakan aktifitas manusia untuk memperoleh taraf hidup yang layak
dimana antara daerah satu dengan daerah yang lainnya berbeda sesuai dengan
taraf kemampuan penduduk dan keadaan demografinya (Daldjoeni, 1987:89).
Mata pencaharian dibedakan menjadi
dua yaitu mata pencaharian pokok dan mata pencaharian sampingan. Mata
pencaharian pokok adalah keseluruhan kegiatan untuk memanfaatkan sumber daya
yang ada yang dilakukan sehari-hari dan merupakan mata pencaharian utama untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Mata pencaharian sampingan adalah mata pencaharian di
luar mata pencaharian pokok (Susanto, 1993:183). Mata pencaharian adalah
keseluruhan kegiatan untuk mengeksploitasi dan memanfaatkan sumber-sumber daya
yang ada pada lingkungan fisik, sosial dan budaya yang terwujud sebagai
kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi (Mulyadi, 1993:79).
Mata pencaharian menurut Mubyarto
(1985:207-209) meliputi :
a. Petani/nelayan meliputi sawah, tegalan, tambak,
kebun/perkebunan, peternakan.
b. Buruh tani meliputi buruh tani, ternak, tambak,
pengemudi traktor.
c. Buruh
industri meliputi buruh kasar industri, buruh pengrajin, operasi mesin, buruh
pengolahan hasil pertanian.
d. Usaha industri/penjual meliputi pengelolaan hasil
pertanian, tekstil, batik, jahit, industri plastik, industri makanan dan minuman,
pandai besi.
e. Pedagang/penjual meliputi pemilik toko, pelayan
toko, pedagang keliling (hasil pertanian, pedagang es dan pedagang bakso),
kios/warung.
f. Pekerjaan angkutan yaitu sopir, kenek, tukang
becak, pengusaha angkutan, ojek.
g. Pekerjaan bangunan yaitu pengusaha bangunan,
tukang/buruh bangunan, tukang kayu dan mandor bangunan.
h. Profesional meliputi tenaga kesehatan (PLKB,
bidan), seniman, guru/dosen, Pegawai Negeri, pamong, polisi, TNI, tenaga lain
(termasuk guru mengaji, pengurus masjid).
i.
Pekerjaan
jasa meliputi pelayan rumah makan, pembantu rumah tangga, binatu/tukang cuci,
penata rambut, dukun bayi/pijat, mencari barang di alam bebas, tenaga jasa lain
(tukang kebun, jasa keamanan/ bukan pegawai negeri dan tukang pikul).
Langganan:
Postingan (Atom)